Kandungan
PERMOHONAN SI MISKIN DAN SI KAYA
Nabi Musa AS memiliki umat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka
panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin.
Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia
begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si
miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, "Ya Nabiullah, Kalamullah,
tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan
aku orang yang kaya.
Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "saudaraku, banyak-banyaklah
kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal,
lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang,
dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!.
Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang
tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya.
Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada
Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin,
terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum,
lalu ia berkata, "wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah
SWT.
Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah
SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang
dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya
aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan,
bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya
si kaya itu pun pulang ke rumahnya.
Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya
karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah
SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki
selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak
mau bersyukur kepada Allah SWT.
RELA MASUK KE DALAM NERAKA
Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya.
Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari
500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian
menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya
kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT
selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan
meletakkanku di Sorga-Nya?.
Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah. Nabi Musa AS mengabulkan
permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah
SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan
di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku
akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam". Nabi Musa AS
kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah
SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak
dari hadapan Nabi Musa AS.
Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia
juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya,
dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun,
dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka
kelak di akhirat.
Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata
kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku
ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon
agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku
ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku
jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya". Nabi Musa AS menyampaikan
permohonan orang itu kepada Allah SWT.
Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah
SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang
Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".
AYAT KURSI MENJELANG TIDUR
Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga
gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri
segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian
pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga
kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan
saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan
diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya
jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka
bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu
Hurairah?" Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya
banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan
pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan
kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi,
lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama
seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya
orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali
lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali
ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada
Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah
mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan: "Pencuri
itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran
penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya
dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi
oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan
oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan
melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu
datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan
begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu
saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan
kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok
bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah,
benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian
pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan.
Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan
pada gerak-gerinya. "Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah.
Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata
kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan
Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini
ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri
itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang
sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu.
"Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa
Huwal-Hayyul Qayyuuumu…..
Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara
oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai
pagi." Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri
keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan
pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya
kegunaan ayat Kursi. "Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya
Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya. "Ia mengajariku
beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab
Abu Hurairah. "Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha
illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia
katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga
oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah
berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W
bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang bertemu denganmu
tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan." []